Shalom,
Kebanggaan seorang blogger
adalah ketika bisa memenangi sebuah kontes blog, lalu mendapatkan
hadiah dan puji pujian. Namun ada juga kebanggaan tersendiri yang saya
alami sebagai seorang blogger, yaitu ketika blog saya bisa
bermanfaat bagi orang lain, tentunya hal ini membuat saya lebih semangat untuk
rajin update blog.
Saya sering mendapatkan pujian dari
teman teman kerja, suatu saat ketika saya sedang berdiri di mesin potokopi lalu
seorang bapak Supervisor yang baru bergabung diperusahaan tempat
saya bekerja datang menyapa,
Bapak Di : Mbak Susan ya?
Saya
: “Iya pak”,
sambil senyum senyum, karena ini
pertama kali kami bertemu dan beda Departemen jadi agak kaku.
Bapak Di : "Mbak Susan yang
punya blogg itu ya? saya sebelum bergabung ke sini mbak,
saya baca-baca blog mbak Susan, jadi setelah baca saya dapat gambaran perusahaan ini gimana, dan
saya makin yakin untuk resain dari perusahaan lama dan bergabung disini,
mantap Mbak Susan, blognya di lanjutkan.
Saya : “iya Pak, saya udah lama
ngblog, hehe”.
Malu iya, dipuji segitunya dan
bangga ternyata blog saya bermanfaat buat orang lain. Pujian seperti ini
membuat saya lebih bersemangat untuk bercerita di blog.
Memasuki tahun 2019, saya mendapatkan kado terindah dari Tuhan, dimana status sebelumnya wanita lajang awal Desember 2018 saya telah menikah dengan tunangan saya, cukup lama proses kami untuk sampai ke titik pernikahan, 50 bulan menjalin hubungan, tentu banyak suka dan canda tawa dan sedikit air mata yang mengiringi. Awal Januari saya sudah menyiapkan buku harian yang baru, karena sudah terbiasa setiap tahun saya buka buku harian baru dan menuliskan resolusi saya, tahun ini berbeda, ketika saya masih wanita lajang saya akan menuliskan resolusi saya tanpa harus bertanya ke orang lain, tentu yang saya tuliskan semua tentang diri saya agak lebih baik, lebih baik dalam bersifat lebih baik dalam manage keuangan, dan menambah skill make up biar lebih cantik, hehe. Tahun ini tidak, sebelum menulis resolusi saya menanyakan ke suami, apakah suami ada rencana untuk keluarga kami di tahun ini, sayang sekali suami tidak memiliki rencana, ya begitulah sebagian laki laki, mengalir saja seperti air, mengikuti jalur, beda dengan wanita yang lebih detail, rapi dalam merencakan sesuatu. Dan sayalah yang memberikan idea resolusi ke suami “bagaimana,kalo tahun ini kita pindah ke rumah oppa?”suami menjawab “bisa saya, kita pelan pelan renov rumah di Balikpapan”, maka terbentuklah resolusi keluarga kecil kami.
Buku harian yang berisi resolusi 2018, yang sebagian udah tercentang, artinya saya merealisasikannya.
Tahun ini beberapa resolusi yang dapat saya tuliskan...